Pages

CINTA SEJATI; Resep Pernikahan Sempurna, Awet

alt optimization cinta dan hubungan


Katanya saling cinta kok berpisah? Awal hubungan, baru nikah, mesra seperti tak akan terpisahkan, tapi baru beberapa bulan kok udah kayak Tom dan Jerry, udah hilang rasa, bahkan tak habis fikir kok mau - maunya sama dia.

Cinta yang dimulai dengan sangat menggebu - gebu sering kali semakin redup dengan berjalannya waktu, menyerah sebelum pertandingan usai. Sering kali cinta yang tumbuh paling perlahan - lahan yang justru akan bertahan hingga penghabisan 
Ya! Memang begitulah adanya, saat bertemu seseorang dan berkenalan rasanya menyenangkan, diajak meningkatkan hubungan langsung mau, tanpa fikir panjang lagi. Sebab baru kenalan sudah sangat bahagia, sangat yakin ia lah yang pantas menemani sisa hidup. Tapi benarkah itu cinta sejati? 
Cinta murni mudah dikenali. Cepat dan dahsyat datangnya, seperti siraman hujan es, dan sering kali cepat pula perginya. Memenuhi relung - relung hati, dan saat dia pergi kita merasa hampa seperti gua yang melompong. Tetapi ada jenis cinta yang lain. Yang datangnya begitu perlahan sehingga kita mengira itu bukan cinta. Setiap hari dia bertumbuh, tetapi begitu lambat sehingga nyaris luput dari perhatian. Namun begitu hati kita diisi oleh cinta yang tumbuh perlahan - lahan ini, hati kita takkan pernah kosong lagi.
Saya sendiri sudah merasakan ke dua jenis cinta itu. Meski masih dalam taraf hubungan pacaran belum masuk pernikahan. Dengan cinta jenis pertama, yaitu cinta murni, cinta yang menggebu - gebu sudah beberapa kali saya rasakan, dengan sekejap setuju untuk merencanakan pernikahan dan masa depan bersama. Tapi seiring waktu,semakin banyaknya kekurangan dia yang saya tahu, meski sudah menguatkan hati agar hubungan itu bertahan, akhirnya tetap saja hambar. Semua antusiasme dan perasaan yang pernah ada hilang entah kemana, tak membekas. Yang tertinggal hanyalah perasaan kesal, sedih, kecewa serta sakit hati, lebih parah lagi benci.


Mengagetkan bukan? Saya yakin bukan saya saja yang pernah mengalami ini. Buktinya banyak sekali pernikahan - pernikahan yang baru seumur jagung sudah harus berakhir di meja pengadilan. Tak perlu dicontohkan, lihat dan dengar saja dari berita - berita infotainment mengenai artis pasti sudah muncul sederet nama yang akrab di telinga.



Hingga akhirnya saya memutuskan untuk tak lagi terlibat dalam hubungan romantisme, mencoba untuk mengalihkan serta menyibukkan diri agar walaupun tertarik pada seseorang perasaan itu tak akan berlanjut. Saya sudah terlanjur takut untuk jenis cinta yang menggebu - gebu ini. Hingga akhirnya saya merasakan jenis cinta sejati ini. Cinta yang tak saya sangka - sangka, bahkan tak pernah terfikirkan akan memiliki perasaan mendalam pada orang tersebut. Awalnya biasa saja, berteman, semua serba biasa. Hingga lambat laun ada yang tumbuh, ada yang beda. Belum pernah saya mengungkapkan perasaan pada orang ini, belum pernah terlibat hubungan yang lebih jauh selain teman ataupun abang adik. Komunikasi pun jarang, hanya sekedarnya. Saya maupun dia sama - sama menjalani hidup masing - masing, rutinitas masing - masing. Tapi meski target nikah saya 6 tahun lagi, jika orang ini melamar saya saat ini juga, saya tahu saya pasti akan langsung menjawab iya. Saya sudah siap menjalani semua resiko kehidupan bersamanya. Saya sudah banyak tahu kekurangannya, tapi tak mengurangi sedikitpun perasaan saya alih - alih semakin bertambah. Padahal sudah bertahun - tahun mengenalnya. Sehingga saya yakin inilah cinta sejati. (Meski tidak menutup kemungkinan juga sih buat orang lain yang siapa tau bisa bikin saya berubah fikiran.)



Ya, begitulah adanya. Saya hanya share apa yang saya yakini sebagai kunci dan resep pernikahan sempurna nan awet. Bukankah sudah begitu banyak pasangan yang dijodohkan, ataupun diperkenalkan lewat ta'aruf, awalnya tak saling kenal, namun pernikahan mereka kekal hingga maut yang memisahkan.



Untuk yang sedang dilema perjodohan ataupun ta'aruf atau pernikahan terpaksa tanpa cinta, awalnya mungkin hati menolak, ada rasa keberatan. Tapi buka sajalah hati lebar - lebar. Jalani saja semuanya. Belajarlah mencintai, atau sekedar lakukan tanggung jawab sebagai istri/suami yang baik. Seiring waktu, sadar maupun tak sadar akan tumbuh dengan sendirinya perasaan sayang, saling memiliki dan cinta yang tulus. In shaa Allah :)



*Terinspirasi dari novel "Recipes for a Perfect Marriage" karya Kate Kerrigan

darepontianak

No comments:

Post a Comment

Komenlah dengan baik ya :) Jangan yang menyinggung SARA ataupun menggunakan kata - kata yang tidak pantas. Terimakasih :)

IG @darepontianak